Pages

Lautan Darah di Palestina


Tubuh-tubuh itu tergeletak tak bernyawa
Sudah tak lengkap lagi organ tubuhnya
Bak bulu yang dihambur-hamburkan
Berserakan dimana-mana

Suara tangis mereka menggema
Melihat sanak keluarga bermandikan darah
Rumah mereka porak poranda
Dihantam ganasnya bom israel

Bayi mungil itu telah syahid
Syahid dengan tubuh terkoyak-koyak
Tuhan apa salah mereka?
Tuhan kenapa harus mereka?
Kenapa harus saudaraku di Palestina?

Air jernih itu berubah merah
Bercampur darah pejuang Palestina
Anak-anak kecil itu tak berdosa, tapi  menjadi korban juga
Diantara darah yang mengalir
Coba tengok, mata itu berbicara tentang  sakit

Kuatkan mereka wahai Yang Maha Kuat
Mereka akan segera masuk penjara tanpa pengadilan
Dengan siksaan yang tak terpikirkan

Wahai saudaraku di Palestina
Wahai adik-adikku di Palestina
Percayalah akan datang balasan
Dengan azab yang lebih luar biasa dahsyat sakitnya
dari tuhan kepada meraka,
Orang-orang yang telah menzolimi kalian
Orang-orang yang telah menumpahkan air mata kalian
Orang-orang yang telah membantai keluarga kalian
Yang telah menciptakan lautan darah di GAZA dan
disetiap sudut kota PALESTINA

Geledak Rindu


Awan berarak ke ufuk Barat
Berhias kepakan sayap burung yg terbang kembali ke sarang
Sedang mentari telah kembali ke peraduan
Langit cerah kini mulai pudar menyisakan
Guratan-guratan jingga pada kanvas yg tak terhitung luasnya
                                                                 Cantik sekali......                 

Siang bergulir malam....
Menyuguhkan eksotisme alam yang kian indah dan menawan
Langit malam bertabur sejuta bintang
Dengan bulan yg selalu anggun dan menjulang

Wahai Rabb.. zat pemilik jagad
Sudikah Engkau mendengar kubercerita?
Sudihkah kau mendengarkan diriku berkisah?

Wahai Rabb...
Mengapa Engkau menciptakan pertemuan satu paket dengan perpisahan?
Yang pada akhirnya harus kulewati dengan air mata.
Pertemuan singkat itu menyirami rindu yang tumbuh dalam dada
Pertemuan singkat.... sangat singkat
Haru biru baru menyerang ruang rasa tapi perpisahan telah membuat jeda

Aku tak menyalahkan Engkau ya Rabb...
Meski masih ada rindu yang berontak didalam kalbu.
Aku tak menyalahkan Engkau ya Rabb...
Meski ku tahu ada luka yang mengaga disudut hati dan mengeluarkan darah
Aku tak menyalahkan Engkau ya Rabb...
Walau ku telan pahit nyata saat Kau pertemukan aku dan dia
Sekejap mata dan Kau pisahkan kami lagi dalam waktu yang lama

Hujan


Hujan....
Hadirmu selalu kunanti
Sebagai pengobat lara yang menyelimuti hati
Karena aku tahu hanya kau yang bisa mengerti
Derita yang sedang kuhadapi.

Hujan....
Bawa semua masalah yang selalu buat aku putus asa
Kurentangkan kedua tanaganku
Diantara sejuta bulir air yang mengenaiku

Ambillah hujan..... ambillah
Agar aku bisa berjalan semibang
Tanpa belenggu yang menghadang.

Derita


Aku layu sebelum aku mengutaran isi hatiku
Aku terjatuh sebelum aku sempat berpegangan
Aku tersungkur sebelum aku sempat berdiri
Aku managis saat bahagia belum lagi aku raih
Aku terluka saat semuanya terbuang sia-sia

Tuhan......
Kenapa derita hidup selalu menghampiriku?
Kenapa luka datang bertubi-tubi menghantam hatiku?
Kenapa?
Tak bolehkah aku bahagia?
Tak  bolehkah aku menikmati indahnya dunia?

Tuhan....
Sungguh ku tak berdaya menerima kenyataan yang ada
Sungguhku tak berdaya menapaki bumiMu yang fana.

Ketika Hujan


Semilir angin hembuskan dingin
Hujan kembali turun hari ini
Saat aku belum lagi bangkit
Dari keterbelengguan      

Rintik hujan selalu saja membawa
Kembali memori buruk masa laluku
Bulir-bulir lembutnya seakan menetes mengenai luka lama
Direlung hati yang berlahan mulai kering
Pun ketika hujanlah kenangan indah itu dimulai
Hujan pulalah yang selalu membawa kabar rinduku
Pada orang yang nan jauh disana.

Aku tak menyalahkan hujan...
Walau terkadang hujan membawa hembusan
Rindu yang selalu ku tolak kedatangannya

Aku tak menyalahkan hujan....
Walau terkadang harus kembali
Ku buka lembar demi lembar luka  lama
Pada orang yang dulu pernah ku sayang.